Jumat, 17 Februari 2017

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI ANAK MELALUIGERAK DAN LAGU KELAS B DI TKISLAM AL KAHFI BABAKAN KABUPATEN CIREBON


MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI ANAK MELALUIGERAK DAN LAGU KELAS B DI TKISLAM AL KAHFI BABAKAN KABUPATEN CIREBON





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latarbelakang
Kecerdasan emosi dapat dilatih pada anak-anak sejak dini misalnya,menciptakan suasana kedamaian penuh kasih sayang dalam keluarga, memberikancontoh-contoh nyata berupa sikap saling menghargai satu sama lain, ketekunandan keuletan menghadapi kesulitan, sikap disiplin dan penuh semangat, tidakmudah putus asa, serta lebih banyak tersenyum dari pada cemberut. Semuanya inimemungkinkan anak mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengankecerdasan emosinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, refleksi emosi nyata lebihbanyak memainkan peran dalamproses pengambilan keputusan ataumenampakkan perilaku seseorang ketimbang perhitungan nalar. Seorang anakperlu dibekali kecerdasan emosi yang maksimal sejak dini karena kecerdasan emosi dapat dipelajari dan dilatihkan pada anak. Latihan meningkatkan emosi anak biasa dilakukan oleh orang tua dalam interaksi dengan anak-anaknya yaitu melalui pengasuhannya.
Kecerdasan emosi yang dimaksud yaitu kemampuan anak untuk mengendalikan dirinya, berkomunikasi, beradaptasi terhadap lingkungannya, mengenal siapa dirinya. Menghadapi masalah seperti ini dituntut kelihaian seorang guru menelusuri peyebab, menganalisa setiap masalah yang terjadi, serta menciptakan situasi terbaik untuk mengatasi semua persoalan yang dihadapi.
Keberhasilan seorang anak tidak terlepas dari bagaimana kemampuan seorang guru untuk senantiasa berinovasi mencari solusi seetiap masalah yang timbul. Keberhasilan seorang anak sangat tergantung pada keberhasilan seorang guru mengajar, membimbing dan melatih. Dalam hal ini Guru mempunyai peran yang sangat besar dalam tumbuh kembang seorang anak. Keberhasilan anak saat dewasa apakah dia menjadi seorang yang baik, atau jahat, pintar atau bodoh, sukses atau gagal, dipengaruhi oleh didikan guru mereka, selain didikan keluarga dan lingkungannya. Pengamatan awal TK Islam Al Kahfi  baru 6 orang atau 30% dari 20 anak yang menunjukkan kecerdasan emosi sesuai harapan.
Pembelajaran olah gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, aktivitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan emosi anak, kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri, serta keberanian mengambil resiko. Pembelajaran gerak dan lagu ini akan membantu anak untuk melibatkan aspek motorik, intelektual, dan emosi anak dalam kegiatan bersama.
Musik itu bersifat fisik, anak-anakbergoyang, bertepuk tangan, menari, atau menghentakkan kaki mengikuti musik, yang melatih mereka mengontrol tubuh mereka. Bahkan menyanyi itu merupakan kegiatan fisik yang menuntut kemampuan mengontrol otot, pita suara dan pernapasan.

B.       Perumusan Masalah
Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah : Apakah Gerak dan Lagu dapat meningkatkan kecerdasan emosi anak di TK Islam Al Kahfi Babakan?

C.      Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan kecerdasan emosi
anak TK melalui gerak dan lagu di TK
Islam Al Kahfi Babakan




















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan emosi dalam arti umum merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami dan menyadari terhadap apa yang dialaminya baik melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan. Kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat[1]. Menurutnya kecerdasan merupakan: a) kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang
efektif atau mengembangkan pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya; b) sebuah perangkat keterampilan menemukan atau menciptakan bagi seseorang dalam memecahkan permasalahan dalam hidupnya; c) potensi untuk menemukan jalan keluar dan masalah-masalah yang melibatkan penggunaan pemahaman baru. Selanjutnya Bandler, Grinder Depotter  mengemukakan kecerdasan merupakan ungkapan dari cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan modalitas belajar, hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan dan komunikasi.

2. Pengertian Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman  “Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak”[2]. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

3. Pengertian Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah sebuah konsep untuk memahami perasaan seseorang, memahami empati seseorang terhadap perasaan orang lain danmemahami “bagaimana emosi sampai pada tahap tertentu menggairahkan hidup”. Kecerdasan emosi (EQ) adalah proses pembelajaran yang berlangsung seumur hidup. Memang ada temperamen khusus yang dibawa seorang anak sejak ia dilahirkan, tetapi pola asuh orang tua dan pengaruh lingkungan akan membentuk “cetakan emosi seorang anak yang akan berpengaruh besar pada perilakunya sehari-hari” Coover dan Sawaf berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi[3]. Di dalam kecerdasan emosi menunutut pemahaman perasaan yang dimiliki, belajar mengakui perbuatan,menghargai perasaan pada diri dan orang lain. Selain itu, mampu menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara energy emosi dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan emosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosi.

4. Fungsi Kecerdasan Emosi
Menurut Golem ada lima bentuk fungsi kecerdasan emosi yaitu : kemampuan mengenali emosi diri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengenal emosi orang lain dan kemampuan membina hubungan[4]. Secara rinci kelima fungsi kecerdasan tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1) Kemampuan mengenali emosi diri, merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri saat perasaan atau emosi itu muncul.; 2) Kemampuan mengelola emosi adalah mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilaku secara salah. 3) Kemampuan memotivasi diri, merupakan kemampuan memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. 4) kemampun mengenali emosi orang lain, yaitu
kemampuan untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain sehingga orang lain akan merasa senang dan dimengerti perasaannya; 5) Kemampuan membina hubungan, adalah kemampuan untuk mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan social yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang menjadi luas.



5. Ciri-ciri kecerdasan emosi
Menurut Uno (2009:18), Dalam perkembangan kecerdasan emosi anak, terdapat beberapa ciri dalam setiap periode kecerdasan emosi yaitu :
1)    Periode Bayi
a. Pada usia 3 bulan anak belum mampu membedakan objek dan bendaserta otot mata sudah kuat dan telinga sudah mampu mendengar dan ia mulai mampu membedakan orang yang disekitarnya serta dapat memberikan senyum.
b. Pada usia 4-6 bulan anak dapa bereaksi terhadap suara yang ramah dan tidak ramah dan ia mulai tertawa. Dan pada usia 7 bulan anak kadangkadang bersifat agresif seperti menjambak, menyakar, mengigit dan sebagainya.
c. Pada usia 12 bulan-24 bulan anak sudah dapat memegang, melihat, merebut benda dari bayi lain serta anak sudah dapat mengenal larangan dan memperlihatkan minat terhadap orang dewasa serta ingin selalu dekat dengan mereka dan ia mulai menggunakan mainan sebagai alat untuk hubungan sosialnya.
2)        Periode Prasekolah
Adapun ciri-ciri emosi periode prasekolah adalah sebagai berikut membuat kontak sosial dengan orang diluar rumahnya.
a.    Dikenal dengan istilah Pregang age karena anak prasekolah berkelompok belum mengikuti arti dari sosialisasi yang sebenarnya. Mereka mulai belajar menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan sosialnya.
b.    Hubungan dengan teman sebaya Pada usia 3-4 tahun anak mulai bermain bersama mereka tampak mulai mengobrol selama bermain, memilih teman untuk bermain dan mengurangi tingkah laku bermusuhan
3)        Periode usia sekolah
Pada masa ini anak mulai membentuk kelompok (gang) dan peranan teman sebaya pada tahap ini sangat penting dan berpengaruh terhadaperkembangan sosial anak. Diantara pengaruh yag ditimbulkannya pada ketrampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini :
a. Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok.
b. Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilai orang tua.
c. Membantu mengembagkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan social emosional dari rasa berkawan.
6. Karateristik Kecerdasan Emosi
Karakteristik kecerdasan emosi pada anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut : 1) Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, dsb). 2) Menunjukkan rasa empati. 3) Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah).
Menurut pendapat Kartini Kartono bahwa karateristik kecerdasan emosi anak usia TK ditandai dengan : (1) bersifat egosentris naif, (2)mempunyai relasi sosial dengan benda-benda dan manusia yang sifatnyasederhana dan primitif, (3)kesatuan jasmani dan rohani yang hampir-hampir tidak terpisahkan sebagai satu totalitas, dan (4) sikap hidup yang fisiognomis. Rasatahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu merupakan yangmenonjol pada anak usia TK. Anak memiliki sikap berpetualang.

7. Bentuk Reaksi Emosi Pada Anak
Adapun bentuk-bentuk emosi pada anak secara umum menurut Hurlock [5]adalah sebagai berikut :
a.         Amarah
Marah sering muncul sebagai reaksi terhadap frustasi, sakit hati dan
terancam. secara umum hal-hal yang menimbulkan marah pada anak adalah
larangan-larangan berbagai macam batasan gerak yang diinginkan atau
direncanakan anak serta kejengkelan yang menumpuk.
b.        Takut
Semakin meningkatnya usia, reaksi takut berubah karena adanya tekanan
sosial. Reaksi menangis tidak ada lagi walau ekspresi wajah yang khas masih
tetap ada.
c.         Cemburu
Cemburu adalah reaksi emosi terhadap hilangnya kasih sayang baik
kehilangan secara nyata terjadi maupun yang hanya sekedar dugaan
d.        Senang/gembira
Gembira adalah emosi yang menyenangkan. Rasa senang atau gembira
adalah reaksi emosi yang ditimbulkan bila anak akan mendapatkan apa yag
diinginkan, kondisi yang sesuai dengan harapannya.


e.         Sedih
Perasaan sedih merupakan emosi negatif yang kemunculannya didorong oleh
perasaan kehilangan atau ditinggalkan terutama oleh orang yang
disayanginya.
f.         Kasih sayang
Merupakan emosi positif yang sangat penting keberadaanya ia menjadi dasar
berbagai macam prilaku emosi dan kepribadian yang sehat, kekurangan kasih
sayang pada awal kanak-kanak dapat berdampak buruk terhadap
pembentukan kepribadian dimasa depan.

8. Pengertian Gerak Dan Lagu
a. . Pengertian gerak
Piaget menyatakan bahwa Gerak merupakan merupakan metode pembelajaran mengenai gerak-gerak tubuh dan pengenalan anggota tubuh untuk memberikan pemahaman pada anak terhadap fungsi mekanisme tubuh (kesadarantubuh). Sehingga anak tidak merasa asing terhadap anggota tubuhnya, seperti kaki, tangan, kepala, dan fungsi persendiannya. Gerak dan lagu merupakan suatuproses olah tubuh pelatihan jasmani dengan tujuan supaya perkembangan tubuh anak dapat berkembang secara optimal. Melalui pembelajaran gerak dan lagu yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing, diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, inteketual, emosi, sosial dan moral spiritual.
b. Gerak Beraturan Dan Gerak Tidak Beraturan
Menurut Bambang Sujiono, Gerak stabiltasi atau gerak beraturan adalah : gerakan yang tidak menyebabkan pelakunya berpindah tempat[6]. Gerak manipulasi atau gerak tak beraturan adalah usaha mengalihkan kekuatan terhadap objek-objek, seperti melempar,mendorong, dan menarik benda, dan menerima kekuatan dari objek-objek seperti menangkap, menahan dan memegang benda.


c.. Pengertian Lagu/Musik
Musik dapat diibaratkan sebagai bahasa dari emosi ,Musik dapat memberikan kesenangan baik bagi yang mendengarnya maupun bagi yang memainkannya.

d. Manfaat Gerak dan Lagu Untuk Anak-Anak
Gerak dan lagu adalah sarana yang menyenangkan bagi anak-anak untuk berolahraga atau bersenam. Karena dengan gerak dan lagu, anak-anak bias bergerak sambil mendengarkan musik. Ini berarti bahwa anak-anak bias merasakan keceriaan, sambil menggerakkan tubuh mereka atau berolaraga atau bersenam. Hal ini tentu akanbermanfaat bagi anak secara jasmani dan rohani.

e. Gerak Dan Lagu Untuk Peningkatan Kecerdasan Emosi Anak
Menurut Mutia Pengimplementasian gerak dan lagu untuk peningkatan kecerdasan emosi anak dilakukan melalui beberapa konsep pembelajaran yang efektif diantaranya : bermain dengan musik[7]. Detak irama dan memainkan salah satu instrument musik atau dengan bersenandung dalam mengiringi, gerak dalam menari, Iringan musik ditujukan untuk merangsang anak bergerak dengan diiringi music













BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I Pertemuan I
Pada aspek mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih), diperoleh data 50% kriteria mampu, 25% kurang mampu, dan 25% kriteria tidak mampu. Aspek memahami menunjukkan rasa empati, diperoleh data 50% kriteria mampu, 25% kurang mampu, dan 25% kriteria tidak mampu. Untuk aspek memiliki sikap gigih ( tidak mudah menyerah), diperoleh data 50% kriteria mampu, 25% kriteria kurang mampu, dan 25% kriteria tidak mampu.
Siklus I Pertemuan II
Mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih), diperoleh data 70% kriteria mampu, 15% kurang mampu, dan 15% kriteria tidakmampu. Aspek menunjukkan rasa empati, diperoleh data 70% kriteria mampu, 15% kurang mampu, dan 15% kriteria tidak mampu. Untuk aspek memiliki sikap gigih ( tidak mudah menyerah), diperoleh data 70% kriteria mampu, 15% kriteria kurang mampu, dan 15% kriteria tidak mampu.

2. Pelaksanaan Siklus II
Siklus II Pertemuan I
Bahwa pada aspek mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih), diperoleh data 80% kriteria mampu, 10% kurang mampu, dan10% kriteria tidak mampu. Aspek menunjukkan rasa empati, diperoleh data 80% kriteria mampu, 10% kurang mampu, dan 10% kriteria tidak mampu. Untuk aspek memiliki sikap gigih ( tidak mudah menyerah), diperoleh data 80% kriteria mampu, 10% kriteria kurang mampu, dan 10% kriteria tidak mampu.
Siklus II Pertemuan II
Pada aspek mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi yang ada (senang,sedih), diperoleh data 90% kriteria mampu, 10% kurang mampu, dan 0 %kriteria tidak mampu. Aspek menunjukkan rasa empati, diperoleh data 90% kriteria mampu, 10% kurang mampu, dan 0% kriteria tidak mampu. Untuk aspek memiliki sikap gigih ( tidak mudah menyerah), diperoleh data 90% kriteria mampu, 10% kriteria kurang mampu, dan 0% kriteria tidak mampu. Gerak dan lagu pada anak usia dini pada dasarnya membantu anak untuk meningkatkan kecerdasan emosinya

B. Pembahasan
Gerak dan lagu merupakan upaya meningkatkan kecerdasan, dengan teknik bernyanyi pula mampu menggerakkan anak untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, mampu menarik kesimpulan melalui lagu yang dinyanyikan dengan gerakan yang sesuai tema pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti telah menggunakan gerak dan lagu dengan hasil yang dicapai pada siklus I pertemuan pertama 10 orang (50%), siklus I pertemuan kedua 14 orang (70%). Peningkatan ini tejadi, adanya kerja samaantara peneliti dengan pengamat dalam merancang pembelajaran, melaksanakankegiatan gerak dan lagu dan terutama menciptakan kelas yang kondusif.  Selanjutnya pada siklus II pertemuan pertama 16 orang (80%) dan siklus II pertemuan kedua 18 orang (90%). Peningkatan ini terjadi karena peneliti dan pengamat memberi motivasi pada anak untuk dapat melakukan gerak dan lagu, pemberian reinforcement pada anak yang sudah mampu melakukan kegiatan gerak dan lagu. Peningkatan kecerdasan emosi anak ditandai oleh beberapa hal :
1) Anak mulai dapat mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi yang ada(senang, sedih),
2) Anak telah dapat menunjukkan rasa empati,
3) Anak telah memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah).
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi jelaslah bahwa gerak dan lagu dapat dijadikan sebagai metode untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak di Taman Kanak-kanak. Temuan ini sekaligus menunjukkan bahwa peningkatan kecerdasan emosi anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan gerak dan lagu. Dengan melihat capaian yang ada, maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan :”Jika guru menggunakan gerak dan lagu, maka kecerdasan emosi pada anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Islam Al Kahfi Babakanakan meningkat, dapat diterima”.








BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka terdapat peningkatan kecerdasan emosi anak melalui gerak dan lagu. Dari hasil persentase rata-rata, diperoleh peningkatan rata-rata siklus I (40%) dari observasi awal, yakni dari 30% pada observasi awal menjadi 70% pada siklus I pertemuan kedua. Peningkatan ini terjadi, adanya kerjasama antara peneliti dengan pengamat dalan merancang pembelajaran, melaksanakan kegiatan gerak dan lagu, dan terutama menciptakan kelas yang kondusif. Selanjutnya pada siklus II diperoleh peningkatan rata-rata (60%) dari observasi awal, yakni dari 30 % pada observasi awal meningkat menjadi 90 % pada siklus II pertemuan kedua. Peningkatan kecerdasan emosi anak ditandai oleh beberapa hal : 1) Anak mulai dapat mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih), 2) Anak telah dapat menunjukkan rasa empati, 3) Anak telah memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah). Dengan demikian berdasarkan hasil analisis dan refleksi jelaslah bahwa gerak dan lagu dapat dijadikan sebagai metode untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak di Taman Kanak-kanak.

B. Saran
Adapun saran-saran yang dikemukakan antara lain:
a.     Peningkatan kecerdasan anak di Taman Kanak-Kanak hendaknya menjadi perhatian utama guru Taman Kanak-Kanak agar potensi anak dalam meningkatkan kecerdasan emosi dapat ditingkatkan secara maksimal
b.    Kegiatan gerak dan lagu dalam pembelajaran hendaknya dijadikan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak di Taman KanakKanak.
c.     Variasi dalam menggunakan teknik mengajar sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, terutama pada pendidikan anak usia dini
d.    Sekolah sebagai lembaga pendidikan setelah keluarga, kiranya dapat menyiapkan lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran anak.
e.     Pemahaman terhadap karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak, perlu dimiliki oleh setiap pendidik.



DAFTAR PUSTAKA

Andi Yuda. 2009. Tugas Dan Profesi Pendidik .Bandung : Pustaka Hidayah.

Goleman, Daniel. 2004. Emotional Intelligence. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Gardner. 2003. Emotional Intelligence. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Hurlock. 2007. Perkembangan Anak, Power Books Ihdina Kumpulan Artikel

Kompas. 2001. Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif. Jakarta : Kompas.

Kartini, Kartono 1986. Karateristik Kecerdasan Emosi, Jakarta : Gramedia Pustaka

Diana Mutiah. 2010. Psikologi Anak, Bandung Remaja Rosdakarya

Sujiono, Bambang dan Nurani Yuliani. 2005. Mencerdaskan Perilaku Anak UsiaDini. Jakarta : Gramedia.

Tridhonanto, Al. dkk, 2002. Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati,Jakarta: Alex Media Komputindo.

Uno Hamzah. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta Bumi
Aksar


[1]Tridhonanto, Al. dkk. Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati (Jakarta: Alex Media Komputindo,2002) h.2
[2]Goleman, Daniel. Emotional Intelligence. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004).h.411

[3]Tridhonanto, Al. dkk. Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati (Jakarta: Alex Media Komputindo,2002) h.4-5
[4]Goleman, Daniel. Emotional Intelligence. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004).h.15
[5]Hurlock. Perkembangan Anak, Power Books Ihdina Kumpulan Artikel, 2007. H 117
[6]Sujiono, Bambang dan Nurani Yuliani..Mencerdaskan Perilaku Anak UsiaDini. (Jakarta : Gramedia,2005) h 45

[7]Diana Mutiah. Psikologi Anak, (Bandung Remaja Rosdakarya,2010) h 163

2 komentar:

  1. Titanium Sia - titanium-arts
    The Tithmic Spade sia titanium has a complex how to get titanium white octane of features: a smooth and titanium mesh flexible blade that passes through the diamond tip of a nickel ti89 titanium calculator plate. In our detailed review titanium jewelry piercing of this

    BalasHapus