BAHASA PERTAMA DAN BAHASA KEDUA ANAK
A.
Pengertian
Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua
a. Pemerolehan
Bahasa
Ada dua pengertian mengenai
pemerolehan bahasa.Pertama, pemerolehan bahasa mempunyai permulaan yang
mendadak atau tiba-tiba. Kedua, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan
yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi motorik, sosial, dan kognitif
pralinguistik, sehingga dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki
suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju
gabungan kata yang lebih rumit.
Pemerolehan bahasa berasal dari
istilah Inggris acquicition yaitu
proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural ketika anak
belajar bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Proses anak mulai mengenal komunikasi
dengan lingkungannya secara verbal.
Menurut Kiparsky (Tarigan,1986:243)
pemerolehan bahasa merupakan proses yang dipergunakan oleh anak – anak untuk
menyesuaikan serangkaian hipotesis yang makin bertambah rumit, ataupun teori –
teori yang masih terpendam atau tersembunyi yang mungkin sekali terjadi dengan
ucapan – ucapan orang tuanya sampai dia memilih berdasarkan suatu ukuran atau
dari bahasa tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses
b. Pemerolehan
Bahasa pertama (B1)
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir
melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga
dan masyarakat lingkungan.
Pemerolehan bahasa pertama (B1) terjadi
bila anak yang sejak semula tanpa bahasa, kini telah memperoleh satu bahasa.
Pada masa pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi
daripada bentuk bahasanya dan melalui proses anak mulai mengenal komunikasi
dengan lingkungannya secara verbal. Pemerolehan bahasa pertama sangat
berpengaruh pada kognitif dan perkembangan sosial anak.
Bahasa pertama mempunyai peranan
penting dalam pengembangan bahasa selanjutnya.Hasil penelitian Dulay, Burt, dan
Krashen (1982) mengatakan bahwa bahasa pertama merupakan faktor utama dalam
proses pemerolehan bahasa kedua. Menurut teori Behavioristik Watson dan
Skinner, kebiasaan lama masuk dalam cara belajar kebiasaan baru yang berarti
bahasa pertama mempengaruhi bahasa kedua.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
c. Pemerolehan
Bahasa Kedua
Bahasa
kedua adalah bahasa yang digunakan anak setelah ia menguasai bahasa pertamanya.
Pemerolehan bahasa kedua merupakan proses pemerolehan bahasa yang kompleks dan
bertahap, baik yang dialami oleh anak maupun orang dewasa, baik bahasa lisan
maupun tulisan. Elis (1989) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa kedua merupakan
proses yang kompleks dan mencakup banyak faktor yang saling berhubungan. Ada
tiga macam pengaruh proses belajar bahasa kedua, yaitu pengaruh pada urutan
kata dan karena proses penerjemahan, pengaruh pada morfem terikat, dan pengaruh
bahasa pertama walaupun pengaruh isi sangat lemah (kecil).
B.
Tahap-Tahap
Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua
a.
Tahap-tahap pemerolehan bahasa pertama
Seorang
anak tidak dengan tiba–tiba memiliki tata bahasa dalam otaknya dan lengkap
dengan semua kaidahnya.Bahasa pertama diperolehnya dalam beberapa tahap dan
setiap tahap berikutnya lebih mendekati tata bahasa dari bahasa orang dewasa.
Adapun tahap–tahap pemerolehan bahasa pertama adalah sebagai berikut :
1.
Tahap Pralinguistik I (Meraban)
Tahap
ini berlangsung ketika anak berusia 0–6 bulan.Bayi mulai mengeluarkan bunyi–bunyi
dalam bentuk teriakan, rengekan.Bunyi yang dikeluarkan mirip dengan bunyi vokal
atau konsonan. Kecenderungan bunyi yang dikeluarkan bersifat universal yaitu
bunyi yang dikeluarkan bayi sama diseluruh dunia.
2.
Tahap Pralinguistik II
Tahap
ini berlangsung ketika usia anak sekitar 6–12 bulan, bunyi yang dihasilkan sama
tapi kita sudah bisa membedakan maksud anak. Anak sudah menghasilkan konsonan
dan vokal.
3.
Tahap Satu Kata
Tahap
ini berlangsung ketika anak berusia antara 12-18 bulan.Ujaran–ujaran mengandung
kata–kata tunggal yang diucapkan anak mengacu pada benda–benda yang dijumpai
sehari–hari.Pada tahap ini anak mulai mengerti bahwa bunyi ujar berkaitan
dengan makna dan mulai mengucapkan kata–kata pertama.Kecenderungan anak hanya
menguasai satu kata dan umumnya anak mudah mengucapkan vokal.
4.
Tahap Dua Kata
Tahap
ini berlangsung ketika anak berusia 18–20 bulan. Ujaran–ujaran yang terdiri
atas dua kata muncul seperti mama mam dan num susu. Anak mampu mengucapkan kata
dengan baik dan tersusun rapi.
5.
Tahap Pengembangan Gramatikal
Pada
tahap ini anak mulai menghasilkan ujaran kata ganda.Anak mulai mampu berbicara
panjang.Anak juga mulai mampu berbicara terhadap banyak objek. Kosakata anak
berkembang dengan pesat mencapai ratusan kata dan cara pengucapan kata–kata
semakin mirip dengan orang dewasa. Biasanya anak cenderung banyak bertanya,
banyak yang ingin diketahuinya
b.
Tahap-tahap pemerolehan bahasa kedua
Tahap-tahap pemerolehan bahasa
kedua dapat dibagi dua cara, yaitu
1.
pemerolehan bahasa kedua secara
terpimpin adalah yang diajarkan kepada pelajar dengan menyajikan materi yang
sudah dipahami. Materi bergantung pada kriteria yang ditentukan oleh guru.
Strategi-strategi yang dipakai oleh seorang guru sesuai dengan apa yang
dianggap paling cocok bagi siswanya. Di dalam kelas dianggap sangat penting dan
mendasar dalam proses belajar bahasa, yaitu (1) belajar bahasa adalah orang,
(2) belajar bahasa adalah orang-orang dalam interaksi dinamis, dan (3) belajar
bahasa adalah: orang-orang dalam responsi.
2.
pemerolehan bahasa kedua secara alamiah
adalah pemerolehan bahasa kedua/asing yang terjadi dalam komunikasi
sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan guru tidak ada keseragaman
cara dan setiap individu memperoleh bahasa kedua dengan caranya sendiri-sendiri
C.
Hubungan
Antara Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
Ciri-ciri pemerolehan bahasa mencakup keseluruhan
kosakata, keseluruhan morfologi, keseluruhan sintaksis, dan kebanyakan fonologi.
1.
Bahasa pertama dan bahasa kedua ialah
bahwa pemerolehan bahasa pertama merupakan komponen yang hakiki dari
perkembangan kognitif dan sosial seorang anak,
2.
Pemerolehan bahasa kedua terjadi sesudah
perkembangan kognitif dan sosial seorang anak sudah selesai, dalam pemerolehan bahasa
pertama pemerolehan lafal dilakukan tanpa kesalahan,
3.
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa
kedua ada kesamaan dalam urutan perolehan butir-butir tata bahasa, banyak
variabel yang berbeda antara pemerolehan bahasa pertama dengan pemerolehan
bahasa.
4.
suatu ciri yang khas antara pemerolehan
bahasa pertama dan bahasa kedua belum tentu ada meskipun ada persamaan dan
perbedaan di antara kedua pemerolehan.
D.
Perkembangan
Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
1.
Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua
Perkembangan
pemerolehan bahasa anak dapat dibagi atas tiga bagian penting yaitu :
a.
perkembangan prasekolah
b.
perkembangan ujaran kombinatori
c.
perkembangan masa sekolah
2.
strategi pemerolehan Bahasa Pertama dan
Kedua
a.
Strategi Pemrolehan Bahasa Pertama
Ada
4 macam strategi pemerolehan bahasa pertama diantaranya:
1)
Strategi pertama dalam pemerolehan
bahasa dengan berpedoman pada: tirulah apa yang dikatakan orang lain. Ada
berbagai ragam peniruan atau imitasi, yaitu imitasi spontan atau spontaneous imitation, imitasi
pemerolehan atau elicited imitation,
imitasi segera atau immediate imitation,
imitasi terlambat delayed imitation
dan imitasi dengan perluasan atau imitation
with expansion, reduced imitation.
2)
Strategi kedua dalam pemerolehan bahasa
adalah strategi produktivitas. Produktivitas berarti keefektifan dan
keefisienan dalam pemerolehan bahasa dan menjadi ciri utama bahasa.
3)
Strategi ketiga berkaitan dengan
hubungan umpan balik antara produksi ujaran dan responsi. Strategi produksi
bersifat sosial dan bersifat kognitif.
4)
Strategi keempat adalah prinsip operasi.
Dalam strategi ini anak dikenalkan dengan pedoman: gunakan beberapa “prinsip
operasi” umum untuk memikirkan serta menetapkan bahasa. Selain perintah
terhadap diri sendiri oleh anak, prinsip operasi ini juga menyarankan larangan
yang dinyatakan dalam avoidance terms; misalnya: hindari kekecualian, hindari
pengaturan kembali.
b.
Strategi Pemrolehan Bahasa Kedua
Ada
5 strategi dalam pemerolehan bahasa kedua diantaranya:
1)
Strategi pertama berpegang, pada
semboyan: gunakanlah pemahaman nonlinguistik.
2)
Strategi kedua berpegang pada semboyan:
gunakan apa saja atau segala sesuatu yang penting, yang menonjol dan menarik
hati anda.
3)
Strategi ketiga berpegang pada semboyan:
anggaplah bahwa bahasa dipakai secara referensial atau ekspresif dan dengan
demikian menggunakan data bahasa.
4)
Strategi keempat berpegang pada
semboyan: amatilah bagaimana caranya orang lain mengekspresikan berbagai makna
5)
Strategi kelima berpegang pada semboyan:
ajukanlah pertanyaan-pertanyaan untuk memancing atau memperoleh data yang Anda
inginkan, anak berusia sekitar dua tahun akan sibuk membangun dan memperkaya
kosakata mereka.
E.
Teori-Teori
dan Tokoh Tentang Pemerolehan Bahasa Pertama dan Pemerolehan Bahasa Kedua
1.
Teoridan Tokoh Tentang Pemerolehan
Bahasa Pertama
a)
Teori Behaviorisme
Teori
behaviorisme menyoroti aspek perilaku kebahasaan yang dapat diamati langsung
dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (response).Perilaku
bahasa yang efektif adalah membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan.
Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut dibenarkan. Dengan
demikian, anak belajar bahasa pertamanya.
B.F.
Skinner adalah tokoh aliran behaviorisme.Menurut aliran ini, belajar merupakan
hasil faktor eksternal yang dikenakan kepada suatu organisme. Menurut Skinner,
perilaku kebahasaan sama dengan perilaku yang lain, dikontrol oleh
konsekuensinya. Apabila suatu usaha menyenangkan, perilaku itu akan terus
dikerjakan. Sebaliknya, apabila tidak menguntungkan, perilaku itu akan
ditinggalkan. Singkatnya, apabila ada reinforcement yang
cocok, perilaku akan berubah dan inilah yang disebut belajar.
b)
Teori Nativisme
Menurut
aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil
dapat dikuasai dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”.Nativisme juga
percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk
memperoleh bahasa language acquisition device (LAD). Mengenai
bahasa apa yang akan diperoleh anak bergantung pada bahasa yang digunakan oleh
masyarakat sekitar. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan di lingkungan
Amerika sudah pasti bahasa Inggris menjadi bahasa pertamanya.
Chomsky
merupakan penganut nativisme.Menurutnya, bahasa hanya dapat dikuasai oleh
manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia.Pendapat Chomsky
didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama,perilaku berbahasa adalah
sesuatu yang diturunkan (genetik), setiap bahasa memiliki pola perkembangan
yang sama (merupakan sesuatu yang universal), dan lingkungan memiliki peran
kecil di dalam proses pematangan bahasa. Kedua,bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Ketiga, lingkungan
bahasa anak tidak dapat menyediakan data yang cukup bagi penguasaan tata bahasa
yang rumit dari orang dewasa.
c)
Teori Kognitivisme
Menurut
teori ini, bahasa bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah
satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif.Bahasa
distrukturi oleh nalar.Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan
yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi.Jadi, urutan-urutan
perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa (Chaer, 2003:223).
Menurut teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalah perkembangan
kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk keterampilan berbahasa
d)
Teori interaksionisme
Teori
ini beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara
kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu
berhubungan dengan adanya interaksi antara masukan “input” dan kemampuan
internal yang dimiliki pembelajar. Setiap anak sudah memiliki LAD sejak
lahir.Namun, tanpa ada masukan yang sesuai tidak mungkin anak dapat menguasai
bahasa tertentu secara otomatis.
Hal
ini telah dibuktikan oleh berbagai penemuan seperti yang telah dilakukan oleh
Howard Gardner.Dia mengatakan bahwa sejak lahir anak telah dibekali berbagai
kecerdasan. Salah satu kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan berbahasa
(Campbel, dkk., 2006: 2-3)
2.
Teori Tentang Pemerolehan Bahasa Kedua
b)
Kaum behavioris berpendapat bahwa proses
belajar pada manusia sama dengan proses belajar pada binatang.
c)
Kaum behavioris menganggap bahwa
proses belajar bahasa adalah sebagian saja dari proses belajar pada umumnya.
e)
Kaum behavioris berpendapat bahwa
pikiran anak merupakan tabula rasa (kertas kosong) yang akan diisi dengan
asosiasi antara S dan R.
f)
Menurut pandangan mereka semua perilaku
merupakan respons terhadap stimulus. Perilaku terbentuk dalam rangkaian
asosiatif.
g)
Belajar adalah proses pembentukan
hubungan asosiatif antara stimulus dan respons yang berulang-ulang. Pembentukan
kebiasaan ini disebut pengkondisian.
i)
Bahasa manusia merupakan suatu sistem
respons yang canggih yang terbentuk melalui pengkondisian operant/belajar
verbal (bahasa).
j)
Teori belajar bahasa yang termasuk
aliran rasionalisme ialah teori tata bahasa universal, teori monitor dan teori
kognitif.
k)
Teori tata bahasa universal mencakup
seperangkat elemen gramatikal atau prinsip-prinsip yang secara alami ada pada
semua bahasa manusia.
l)
Prinsip-prinsip di atas merupakan hasil
perangkat pemerolehan bahasa (LAD) yang mencakup prinsip-prinsip universal
substantif dan prinsip universal formal.
m)
Menurut Chomsky prinsip universal
“ditemukan” oleh anak membentuk “tata bahasa inti” yang sama dalam semua
bahasa. Di samping tata bahasa inti di dalam bahasa, ada tata bahasa
“periferal” yang tidak ditentukan oleh tata bahasa universal.
n)
Krashen mengemukakan model belajar yang
disebut “model monitor” yang mencakup 5 hipotesis, yaitu hipotesis perbedaan
pemerolehan dan proses belajar bahasa, hipotesis tentang urutan alamiah
pemerolehan struktur gramatikal, hipotesis monitor, hipotesis masukan, dan
hipotesis saringan.
o)
Menurut Krashen, belajar hanya dapat
berfungsi sebagai monitor bila disertai dengan kondisi yang memadai.
p)
Melalui pemerolehan yang terjadi di
bawah sadar anak-anak mendapatkan intuisi bahasa (rasa bahasa), yang tidak
diperoleh melalui proses belajar terutama pada tahap awal.
q)
Teori kognitif bersumber pada psikologi
kognitif dan berfokus pada proses kognitif yang lebih umum. Menurut teori
kognitif, belajar bahasa terjadi sebagai pemerolehan keterampilan kognitif yang
kompleks. Untuk mencapai kemahiran bahasa sub-subketerampilannya harus dilatih,
diotomatisasikan, diintegrasikan, dan diorganisasi-kan ke dalam sistem yang
sudah dimiliki, yang selalu berubah strukturnya sesuai dengan perkembangan
kemahiran.
r)
Pada tahun 80-an Titone mengajukan model
belajar bahasa yang disebut model Holodinamik (HDM). Model ini menunjukkan
perpaduan ciri-cici aliran beha-viorisme dan aliran kognitif serta sangat
mementingkan aspek-aspek kepribadian. Model ini mencakup tiga tingkat yaitu
tingkat ego, strategi, dan taktik.
F.
Proses
Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
1.
Proses pemerolehan bahasa pertama
a)
Belajar tidak disengaja, Proses
pemerolehan terjadi secara alamiah, tanpa sadar, melalui interaksi tak formal
dengan orang tua dan/atau teman sebaya, tanpa bimbingan.
b)
Berlangsung sejak lahir
c)
Lingkungan keluarga sangat menentukan
d)
Motivasi ada karna kebutuhan
e)
Banyak waktu untuk mencoba bahasaa
f)
Banyak kesempatan untuk berkomunikasi
2.
Proses pemerolehan bahasa kedua
a)
Bagi sebagian besar anak Indonesia,
bahasa Indonesia bukan bahasa pertama mereka, melainkan bahasa kedua, atau
ketiga.
b)
Pengenalan/penguasaan bahasa Indonesia
dapat terjadi melalui proses pemerolehan atau proses belajar.
c)
Proses belajar terjadi secara formal,
disengaja, melalui interaksi edukatif, ada bimbingan, dan dilakukan dengan
sadar.
d)
Bahasa Pertama (B1) dan Bahasa Kedua
(B2) didapat bersama-sama atau dalam waktu berbeda. Jika didapat dalam waktu
yang berbeda, Bahasa Kedua (B2) didapat pada usia prasekolah atau pada usia Sekolah
Dasar.
e)
Bahasa Kedua (B2) dapat diperoleh di
lingkungan Bahasa Pertama (B1) dan Bahasa Kedua (B2). Jika diperoleh di
lingkungan Bahasa Pertama, Bahasa Kedua dipelajari melalui proses belajar
formal; jika didapat di lingkungan Bahasa Kedua, Bahasa Kedua didapat melalui
interaksi tidak formal, melalui keluarga, atau anggota masya-rakat Bahasa
Kedua.
f)
Belajar bahasa disengaja, misalnya
karena menjadi salah satu mata pelajarandi sekolah
g)
Berlangsung setelah pelajar berada di
sekolah dan lingkungan sekolah sangat menentukan
h)
Motivasi pelajar untuk mempelajarinya
tidak sekuat mempelajari bahas pertama. Motivasi itu misalnya ingin memperoleh
nilai baik pada waktuulangan atau ujian dan waktu belajar terbatas
i)
Pelajar tidak mempunyai banyak waktu
untuk mempraktikan bahasa yangdipelajari.
j)
Bahasa pertama mempengaruhi proses
belajar bahasa kedua
k)
Umur kritis mempelajari bahasa kedua
kadang-kadang telah lewat sehingga proses belajar bahasa kedua berlangsung
lama.
l)
Disediakan alat bantu belajar dan ada
orang yang mengorganisasikannya, yakni guru dan sekolah.
Terima kasih. Ini sangat membantu saya. Saya izin copy ya, terima kasih banyak
BalasHapus