Jumat, 17 Februari 2017

BAHASA PERTAMA DAN BAHASA KEDUA ANAK

BAHASA PERTAMA DAN BAHASA KEDUA ANAK



A.    Pengertian Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua
a.       Pemerolehan Bahasa
Ada dua pengertian mengenai pemerolehan bahasa.Pertama, pemerolehan bahasa mempunyai permulaan yang mendadak atau tiba-tiba. Kedua, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi motorik, sosial, dan kognitif pralinguistik, sehingga dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.

Pemerolehan bahasa berasal dari istilah Inggris acquicition yaitu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural ketika anak belajar bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal.
Menurut Kiparsky (Tarigan,1986:243) pemerolehan bahasa merupakan proses yang dipergunakan oleh anak – anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis yang makin bertambah rumit, ataupun teori – teori yang masih terpendam atau tersembunyi yang mungkin sekali terjadi dengan ucapan – ucapan orang tuanya sampai dia memilih berdasarkan suatu ukuran atau dari bahasa tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses

b.      Pemerolehan Bahasa pertama (B1)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungan.
Pemerolehan bahasa pertama (B1) terjadi bila anak yang sejak semula tanpa bahasa, kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk bahasanya dan melalui proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal. Pemerolehan bahasa pertama sangat berpengaruh pada kognitif dan perkembangan sosial anak.
Bahasa pertama mempunyai peranan penting dalam pengembangan bahasa selanjutnya.Hasil penelitian Dulay, Burt, dan Krashen (1982) mengatakan bahwa bahasa pertama merupakan faktor utama dalam proses pemerolehan bahasa kedua. Menurut teori Behavioristik Watson dan Skinner, kebiasaan lama masuk dalam cara belajar kebiasaan baru yang berarti bahasa pertama mempengaruhi bahasa kedua.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa

c.       Pemerolehan Bahasa Kedua
Bahasa kedua adalah bahasa yang digunakan anak setelah ia menguasai bahasa pertamanya. Pemerolehan bahasa kedua merupakan proses pemerolehan bahasa yang kompleks dan bertahap, baik yang dialami oleh anak maupun orang dewasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Elis (1989) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa kedua merupakan proses yang kompleks dan mencakup banyak faktor yang saling berhubungan. Ada tiga macam pengaruh proses belajar bahasa kedua, yaitu pengaruh pada urutan kata dan karena proses penerjemahan, pengaruh pada morfem terikat, dan pengaruh bahasa pertama walaupun pengaruh isi sangat lemah (kecil).

B.     Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua
a.       Tahap-tahap pemerolehan bahasa pertama
Seorang anak tidak dengan tiba–tiba memiliki tata bahasa dalam otaknya dan lengkap dengan semua kaidahnya.Bahasa pertama diperolehnya dalam beberapa tahap dan setiap tahap berikutnya lebih mendekati tata bahasa dari bahasa orang dewasa. Adapun tahap–tahap pemerolehan bahasa pertama adalah sebagai berikut :
1.      Tahap Pralinguistik I (Meraban)
Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 0–6 bulan.Bayi mulai mengeluarkan bunyi–bunyi dalam bentuk teriakan, rengekan.Bunyi yang dikeluarkan mirip dengan bunyi vokal atau konsonan. Kecenderungan bunyi yang dikeluarkan bersifat universal yaitu bunyi yang dikeluarkan bayi sama diseluruh dunia.
2.      Tahap Pralinguistik II
Tahap ini berlangsung ketika usia anak sekitar 6–12 bulan, bunyi yang dihasilkan sama tapi kita sudah bisa membedakan maksud anak. Anak sudah menghasilkan konsonan dan vokal.
3.      Tahap Satu Kata
Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12-18 bulan.Ujaran–ujaran mengandung kata–kata tunggal yang diucapkan anak mengacu pada benda–benda yang dijumpai sehari–hari.Pada tahap ini anak mulai mengerti bahwa bunyi ujar berkaitan dengan makna dan mulai mengucapkan kata–kata pertama.Kecenderungan anak hanya menguasai satu kata dan umumnya anak mudah mengucapkan vokal.
4.      Tahap Dua Kata
Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18–20 bulan. Ujaran–ujaran yang terdiri atas dua kata muncul seperti mama mam dan num susu. Anak mampu mengucapkan kata dengan baik dan tersusun rapi.
5.      Tahap Pengembangan Gramatikal
Pada tahap ini anak mulai menghasilkan ujaran kata ganda.Anak mulai mampu berbicara panjang.Anak juga mulai mampu berbicara terhadap banyak objek. Kosakata anak berkembang dengan pesat mencapai ratusan kata dan cara pengucapan kata–kata semakin mirip dengan orang dewasa. Biasanya anak cenderung banyak bertanya, banyak yang ingin diketahuinya

b.      Tahap-tahap pemerolehan bahasa kedua
Tahap-tahap pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi dua cara, yaitu
1.      pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin adalah yang diajarkan kepada pelajar dengan menyajikan materi yang sudah dipahami. Materi bergantung pada kriteria yang ditentukan oleh guru. Strategi-strategi yang dipakai oleh seorang guru sesuai dengan apa yang dianggap paling cocok bagi siswanya. Di dalam kelas dianggap sangat penting dan mendasar dalam proses belajar bahasa, yaitu (1) belajar bahasa adalah orang, (2) belajar bahasa adalah orang-orang dalam interaksi dinamis, dan (3) belajar bahasa adalah: orang-orang dalam responsi.
2.      pemerolehan bahasa kedua secara alamiah adalah pemerolehan bahasa kedua/asing yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan guru tidak ada keseragaman cara dan setiap individu memperoleh bahasa kedua dengan caranya sendiri-sendiri

C.    Hubungan Antara Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
Ciri-ciri pemerolehan bahasa mencakup keseluruhan kosakata, keseluruhan morfologi, keseluruhan sintaksis, dan kebanyakan fonologi.
1.      Bahasa pertama dan bahasa kedua ialah bahwa pemerolehan bahasa pertama merupakan komponen yang hakiki dari perkembangan kognitif dan sosial seorang anak,
2.      Pemerolehan bahasa kedua terjadi sesudah perkembangan kognitif dan sosial seorang anak sudah selesai, dalam pemerolehan bahasa pertama pemerolehan lafal dilakukan tanpa kesalahan,
3.      Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua ada kesamaan dalam urutan perolehan butir-butir tata bahasa, banyak variabel yang berbeda antara pemerolehan bahasa pertama dengan pemerolehan bahasa.
4.      suatu ciri yang khas antara pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua belum tentu ada meskipun ada persamaan dan perbedaan di antara kedua pemerolehan.

D.    Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
1.      Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama  dan Kedua
Perkembangan pemerolehan bahasa anak dapat dibagi atas tiga bagian penting yaitu  :
a.       perkembangan prasekolah
b.      perkembangan ujaran kombinatori
c.       perkembangan masa sekolah


2.      strategi pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua
a.       Strategi Pemrolehan Bahasa Pertama
Ada 4 macam strategi pemerolehan bahasa pertama diantaranya:
1)      Strategi pertama dalam pemerolehan bahasa dengan berpedoman pada: tirulah apa yang dikatakan orang lain. Ada berbagai ragam peniruan atau imitasi, yaitu imitasi spontan atau spontaneous imitation, imitasi pemerolehan atau elicited imitation, imitasi segera atau immediate imitation, imitasi terlambat delayed imitation dan imitasi dengan perluasan atau imitation with expansion, reduced imitation.
2)      Strategi kedua dalam pemerolehan bahasa adalah strategi produktivitas. Produktivitas berarti keefektifan dan keefisienan dalam pemerolehan bahasa dan menjadi ciri utama bahasa.
3)      Strategi ketiga berkaitan dengan hubungan umpan balik antara produksi ujaran dan responsi. Strategi produksi bersifat sosial  dan bersifat kognitif.
4)      Strategi keempat adalah prinsip operasi. Dalam strategi ini anak dikenalkan dengan pedoman: gunakan beberapa “prinsip operasi” umum untuk memikirkan serta menetapkan bahasa. Selain perintah terhadap diri sendiri oleh anak, prinsip operasi ini juga menyarankan larangan yang dinyatakan dalam avoidance terms; misalnya: hindari kekecualian, hindari pengaturan kembali.

b.      Strategi Pemrolehan Bahasa Kedua
Ada 5 strategi dalam pemerolehan bahasa kedua diantaranya:
1)      Strategi pertama berpegang, pada semboyan: gunakanlah pemahaman nonlinguistik.
2)      Strategi kedua berpegang pada semboyan: gunakan apa saja atau segala sesuatu yang penting, yang menonjol dan menarik hati anda.
3)      Strategi ketiga berpegang pada semboyan: anggaplah bahwa bahasa dipakai secara referensial atau ekspresif dan dengan demikian menggunakan data bahasa.
4)      Strategi keempat berpegang pada semboyan: amatilah bagaimana caranya orang lain mengekspresikan berbagai makna
5)      Strategi kelima berpegang pada semboyan: ajukanlah pertanyaan-pertanyaan untuk memancing atau memperoleh data yang Anda inginkan, anak berusia sekitar dua tahun akan sibuk membangun dan memperkaya kosakata mereka.

E.     Teori-Teori dan Tokoh Tentang Pemerolehan Bahasa Pertama dan Pemerolehan Bahasa Kedua
1.      Teoridan Tokoh Tentang Pemerolehan Bahasa Pertama
a)      Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme menyoroti aspek perilaku kebahasaan yang dapat diamati langsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (response).Perilaku bahasa yang efektif adalah membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut dibenarkan. Dengan demikian, anak belajar bahasa pertamanya.
B.F. Skinner adalah tokoh aliran behaviorisme.Menurut aliran ini, belajar merupakan hasil faktor eksternal yang dikenakan kepada suatu organisme. Menurut Skinner, perilaku kebahasaan sama dengan perilaku yang lain, dikontrol oleh konsekuensinya. Apabila suatu usaha menyenangkan, perilaku itu akan terus dikerjakan. Sebaliknya, apabila tidak menguntungkan, perilaku itu akan ditinggalkan. Singkatnya, apabila ada reinforcement yang cocok, perilaku akan berubah dan inilah yang disebut belajar.

b)      Teori Nativisme
Menurut aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”.Nativisme juga percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa language acquisition device (LAD). Mengenai bahasa apa yang akan diperoleh anak bergantung pada bahasa yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan di lingkungan Amerika sudah pasti bahasa Inggris menjadi bahasa pertamanya.
Chomsky merupakan penganut nativisme.Menurutnya, bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia.Pendapat Chomsky didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama,perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), setiap bahasa memiliki pola perkembangan yang sama (merupakan sesuatu yang universal), dan lingkungan memiliki peran kecil di dalam proses pematangan bahasa. Kedua,bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Ketiga, lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan data yang cukup bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.

c)      Teori Kognitivisme
Menurut teori ini, bahasa bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif.Bahasa distrukturi oleh nalar.Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi.Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa (Chaer, 2003:223). Menurut teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalah perkembangan kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk keterampilan berbahasa

d)     Teori interaksionisme
Teori ini beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi antara masukan “input” dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajar. Setiap anak sudah memiliki LAD sejak lahir.Namun, tanpa ada masukan yang sesuai tidak mungkin anak dapat menguasai bahasa tertentu secara otomatis.
Hal ini telah dibuktikan oleh berbagai penemuan seperti yang telah dilakukan oleh Howard Gardner.Dia mengatakan bahwa sejak lahir anak telah dibekali berbagai kecerdasan. Salah satu kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan berbahasa (Campbel, dkk., 2006: 2-3)

2.      Teori Tentang Pemerolehan Bahasa Kedua
a)      Teori Belajar Behavioris bersifat empiris, didasarkan atas data yang dapat diamati.
b)      Kaum behavioris berpendapat bahwa proses belajar pada manusia sama dengan proses belajar pada binatang.
c)       Kaum behavioris menganggap bahwa proses belajar bahasa adalah sebagian saja dari proses belajar pada umumnya.
d)      Menurut kaum behavioris manusia tidak memiliki potensi bawaan untuk belajar bahasa.
e)      Kaum behavioris berpendapat bahwa pikiran anak merupakan tabula rasa (kertas kosong) yang akan diisi dengan asosiasi antara S dan R.
f)       Menurut pandangan mereka semua perilaku merupakan respons terhadap stimulus. Perilaku terbentuk dalam rangkaian asosiatif.
g)      Belajar adalah proses pembentukan hubungan asosiatif antara stimulus dan respons yang berulang-ulang. Pembentukan kebiasaan ini disebut pengkondisian.
h)      Pengkondisian selalu disertai ganjaran sebagai penguatan asosiasi antara S dan R.
i)        Bahasa manusia merupakan suatu sistem respons yang canggih yang terbentuk melalui pengkondisian operant/belajar verbal (bahasa).
j)        Teori belajar bahasa yang termasuk aliran rasionalisme ialah teori tata bahasa universal, teori monitor dan teori kognitif.
k)      Teori tata bahasa universal mencakup seperangkat elemen gramatikal atau prinsip-prinsip yang secara alami ada pada semua bahasa manusia.
l)        Prinsip-prinsip di atas merupakan hasil perangkat pemerolehan bahasa (LAD) yang mencakup prinsip-prinsip universal substantif dan prinsip universal formal.
m)    Menurut Chomsky prinsip universal “ditemukan” oleh anak membentuk “tata bahasa inti” yang sama dalam semua bahasa. Di samping tata bahasa inti di dalam bahasa, ada tata bahasa “periferal” yang tidak ditentukan oleh tata bahasa universal.
n)      Krashen mengemukakan model belajar yang disebut “model monitor” yang mencakup 5 hipotesis, yaitu hipotesis perbedaan pemerolehan dan proses belajar bahasa, hipotesis tentang urutan alamiah pemerolehan struktur gramatikal, hipotesis monitor, hipotesis masukan, dan hipotesis saringan.
o)      Menurut Krashen, belajar hanya dapat berfungsi sebagai monitor bila disertai dengan kondisi yang memadai.
p)      Melalui pemerolehan yang terjadi di bawah sadar anak-anak mendapatkan intuisi bahasa (rasa bahasa), yang tidak diperoleh melalui proses belajar terutama pada tahap awal.
q)      Teori kognitif bersumber pada psikologi kognitif dan berfokus pada proses kognitif yang lebih umum. Menurut teori kognitif, belajar bahasa terjadi sebagai pemerolehan keterampilan kognitif yang kompleks. Untuk mencapai kemahiran bahasa sub-subketerampilannya harus dilatih, diotomatisasikan, diintegrasikan, dan diorganisasi-kan ke dalam sistem yang sudah dimiliki, yang selalu berubah strukturnya sesuai dengan perkembangan kemahiran.
r)       Pada tahun 80-an Titone mengajukan model belajar bahasa yang disebut model Holodinamik (HDM). Model ini menunjukkan perpaduan ciri-cici aliran beha-viorisme dan aliran kognitif serta sangat mementingkan aspek-aspek kepribadian. Model ini mencakup tiga tingkat yaitu tingkat ego, strategi, dan taktik.

F.     Proses Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
1.      Proses pemerolehan bahasa pertama
a)      Belajar tidak disengaja, Proses pemerolehan terjadi secara alamiah, tanpa sadar, melalui interaksi tak formal dengan orang tua dan/atau teman sebaya, tanpa bimbingan.
b)      Berlangsung sejak lahir
c)      Lingkungan keluarga sangat menentukan
d)     Motivasi ada karna kebutuhan
e)      Banyak waktu untuk mencoba bahasaa
f)       Banyak kesempatan untuk berkomunikasi

2.      Proses pemerolehan bahasa kedua
a)      Bagi sebagian besar anak Indonesia, bahasa Indonesia bukan bahasa pertama mereka, melainkan bahasa kedua, atau ketiga.
b)      Pengenalan/penguasaan bahasa Indonesia dapat terjadi melalui proses pemerolehan atau proses belajar.
c)      Proses belajar terjadi secara formal, disengaja, melalui interaksi edukatif, ada bimbingan, dan dilakukan dengan sadar.
d)     Bahasa Pertama (B1) dan Bahasa Kedua (B2) didapat bersama-sama atau dalam waktu berbeda. Jika didapat dalam waktu yang berbeda, Bahasa Kedua (B2) didapat pada usia prasekolah atau pada usia Sekolah Dasar.
e)      Bahasa Kedua (B2) dapat diperoleh di lingkungan Bahasa Pertama (B1) dan Bahasa Kedua (B2). Jika diperoleh di lingkungan Bahasa Pertama, Bahasa Kedua dipelajari melalui proses belajar formal; jika didapat di lingkungan Bahasa Kedua, Bahasa Kedua didapat melalui interaksi tidak formal, melalui keluarga, atau anggota masya-rakat Bahasa Kedua.
f)       Belajar bahasa disengaja, misalnya karena menjadi salah satu mata pelajarandi sekolah
g)      Berlangsung setelah pelajar berada di sekolah dan lingkungan sekolah sangat menentukan
h)      Motivasi pelajar untuk mempelajarinya tidak sekuat mempelajari bahas pertama. Motivasi itu misalnya ingin memperoleh nilai baik pada waktuulangan atau ujian dan waktu belajar terbatas
i)        Pelajar tidak mempunyai banyak waktu untuk mempraktikan bahasa yangdipelajari.
j)        Bahasa pertama mempengaruhi proses belajar bahasa kedua
k)      Umur kritis mempelajari bahasa kedua kadang-kadang telah lewat sehingga proses belajar bahasa kedua berlangsung lama.
l)        Disediakan alat bantu belajar dan ada orang yang mengorganisasikannya, yakni guru dan sekolah.


1 komentar:

  1. Terima kasih. Ini sangat membantu saya. Saya izin copy ya, terima kasih banyak

    BalasHapus