Jumat, 17 Februari 2017

Ajaibnya Adzan Untuk Mencerdaskan Otak Anak



Ajaibnya Adzan Untuk Mencerdaskan Otak Anak

Adzan dan Iqomah dalam agama islam merupakan kunci kecerdasan anak setelah lahir, karena keajaibannya sampai tak terkalahkan bagi bayi setelah lahir dibandingkan dengan kalimat lainnya. Berikut aspek pendidikan yang terkandung di dalam kalimat adzan :

1.         Kalimat Allahu Akbar Allahu Akbar, yang menunjukkan bahwa Allah SWT adalah yang “Paling Besar” melebihi apapun. Ini merupakan pengenalan pertama kepada Dzat Yang Maha Segala-galanya daripada manusia dan makhluk lainnya.
2.        Kalimat Ashadu alla ilaha illallah, adalah persaksian bahwa tidak ada tuhan yang wajib disembah kecuali  Allah SWT. Lafadz ini merupakan ajakn pertama kepada anak untuk bersyahadat sebagai simbol masuk islam.
3.        Kalimat Ashhadu anna muhammadar rasulullah, merupakan kalimat syahadat yang kedua sebagai persaksian bahwa nabi muhammad SAW adalah utusan allah SWT
4.        Kalimat hayya ‘alash shalah, merupakan kalimat ajakan untuk melakukan ibadah sholat yaitu ibadah yang paling utama bagi orang islam
5.        Kalimat hayya ‘alal falah yang merupakan seruan untuk meraih kemenangan atau keberuntungan. Ini merupakan ajakan yang sangat global dimana arti kemenangan disini sebagai meraih kemenangan dunia ( pekerjaan yang layak) dan akhirat ( keberhasilan dalam ibadah). Di sinilah kalimat dari sambutan orang tua yang mengajarkan kepada anak agar anak dapat bekerja keras mencari dan mewujudkan cita-cita agar kelak menjadi anak yang sukses dan dapat membanggakan kedua orangtuanya namun tidak terlepas dari rasa syukur yang semata-mata bahwa kesuksesan yang telah didapat berasal dari Allah SWT, arif dan bijaksana dalam berperilaku.
6.        Kalimat Allahu Akbar Allahu Akbar yang mengungkap hakikat kebesaran Allah. Anak ditegaskan kembali bahwa atas kebesaran dan kehendak Allah SWT, anak itu dilahirkan ke dunia. Maka si anak pun harus mengakui hal tersebut dan bukan yang lain.
7.        Kalimat Laa ilaha illallah merupakan penegasan kembali bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Esa, satu-satunya Dzat yang wajib disembah. Orang tua mengajari anak setelah lahir bahwasanya tidak ada tuhan yang wajib disembah selain Allah SWT.
Pada kalimat adzan yang dilakukan orangtua saat anak baru lahir pada telinga kanan dan kalimat iqamah pada telinga kiri sesungguhnya orangtua itu mengaktifkan “God Spot” anak agar tertanam dan berakar dalam jiwa raganya selama hidupnya. God Spot itu terletak di bagian atas pelipis setiap orang, dalam ilmu biologi di sebut Pree Frontal Corteks (PFC), dimana bagian tersebut terdapat lokus spiritualitas atau ketuhanan pada manusia. Di PFC itulah sebagai pusat pengendali sebuah tindakan yang dilakukan seseorang, bilaman PFC itu rusak oleh hal tertentu maka oarng tersebut dapat berperilaku seperti hewan. Maka dari itulah PFC di Aktifkan semenjak baru lahir agar dapat “On” sebagai peredam perbuatan yang tidak baik.

Kaitan isi resum buku diatas dari segi ilmu Psikologi Pendidikan

Beberapateori yang akandiungkapkansecararingkasantaralain :
a.        TeoriPerkembanganKognitifolehPiaget
Ada beberapatahapperkembangankognitif yang digagasPiaget :
-          TahapSensomotoris ( usia 0 hingga 18 bulan )
-          TahapPraoperasional ( usia 1 bulanhingga 6 atau 7 tahun )
-          TahapKonkritOperasional ( usia 8 tahunhingga 12 tahun )
-          Tahap Formal Operasional ( usia 12 tahunhinggausiadewasa )
Anakusiadini yang berusia 4 hingga 6 tahunberadapadatahapanini. Di manaanakmampuberfikirtentangobyekbenda, kejadian, atau orang lain. Anaksudahmulaimengenal symbol berupa kata-kata, angka, gambardangeraktubuh. Namuncaraberfikirinimasihtergantungpadaobyekkonkritdanrentangwaktukekinian, ssertatempat di manaiaberada. Merekabelummampuberfikirabstraksehingga symbol-simbol yang konkritsangatdibutuhkanuntukdapatdipahamimereka. Misalnyadalammengenalkanangkamestidiiringidenganobyeknyataberupagambarataubenda-bendalainnya yang jumlahnyasesuaidenganangkatersebut. Selainituanakjugabelummampumengaitkanwaktusekarangdenganwaktulampau.
b.        TeoriPerkembanganPsikososialolehErik Erikson
Erikson (1902-1994) membagitahapanperkembanganpsikososialinikedalamdelapanrentangperkembangan, yang dalamrentangusia 3 hingga 6 tahunantengahberadadalamtahapanInisiatif. Menurut Erikson rentanginisiatifiniberadadalamperkembanganemosi. Peran guru sebagaipenidikmestimampumenghadirkanemosipositifdalammengringi proses pendidikan. Hal iniakanmembantuanakdalammengelolakonflik-konflik yang terjadiakibatbenturanemosipositifdanemosi negative dalampergaulansehari-harimereka yang berhubunganantarmanusiadanlingkungannya. Seoranganakdenganperkembanganemosi yang baikpadatahapsebelumnyaakanberpotensiberkembang kea rah yang positif. Merekakreatif, antisiusmelakukansesuatu, sukabereksperimen, berimajinasi, beranimengambilrisikodansenangbergauldengan sesame teman. Namunsemuainitergantungpadakondisi yang disiapkanpendidikkepadamereka. Jikaanak-anaksukadipujidanhasilkaryanyadihargaitentusajaakanmenumbuhkan emosipositif yang bergunamenguatkanperkembangankepribadiannya. Sebaliknyajikaiasukadikritik, dilabelsebagaianaknakaltentusajaakanmunculemosi negative yang akanmenumbuhkan rasa bersalahpadadirimerekasebagaianak. Padasaattertentu rasa bersalahmestidihadirkan yang membantumembangun rasa tanggungjawab yang dalamkepatutanakanmendukungtumbuhnyakarakterbaikpadadirianak. Semakin rasa tanggungjawabtumbuhdalamdirianakmaka rasa inisiatifakansemakinberkembangdalamdirimereka.
c.         TeoriSosio-KulturalolehVygotsky
Vygotsky (1896-1934) sangatsetujudenganadanyapesanbudayadalam proses pembelajaran di sekolah. Iamengatakanbahwakontribusibudaya, interaksi social, dansejarahdalampengembangan mental individual sangatberpengaruh, khususnyadalamperkembanganbahasa, membacadanmenulispadaanak. Pembelajaran yang berbasispadabudayadaninteraksisosialmengacupadaperkembanganfungsi mental tinggi, yang terkaitdenganaspeksosio-historis-kultural. Ketigahaliniakansangatberdampakterhadappersepsi, memoridanberpikiranak. Iamenganjurkanpentingnyamelakukaninteraksisosiokultural yang menjadisaranaatau tools di dalam proses pembelajaran di sekolah. Pengalaman-pengalamananak yang mempertemukannyadenganbudayadibutuhkannyauntukdapatmeraih “Zone of Proximal Development.”
Khususterhadappendidikananakusiadiniteorikonstruktivisme modern olehVygotksydibagidalamtigatahapyaitu:
1)        TahapZonaPerkembangan (Zone of Proximal Development (ZPD)).
Suatu ide bahwaanakusiadinibelajarkonsep paling baikapabilakonsepituberadadalamzonaperkembanganterdekatmereka. Artinya, suatujarakantaraketerampilan yang sudahdimilikiolehanakdenganketerampilanbaru yang diperolehdenganbantuandari orang dewasa (adult/caregiver/orang tua/guru) atauorang yang terlebihdahulumenguasaiketerampilantersebut (knowledgeable person/peer/siblings).
2)        TahapPemaganganKognitifatau cognitive apprenticeship.
Adalahsuatuistilahuntuk proses pembelajaran di mana guru menyediakandukungankepadaanakusiadinidalambentuk scaffold hinggaanakusiadiniberhasilmembentukpemahamankognitifnya.
3)        Scaffolding atau mediated learning,
Yaitudukungantahap demi tahapuntukbelajardanpemecahanmasalahsebagaisuatuhal yang pentingdalampemikirankonstruktivismemodern. Scaffolding is adjusting the support offered during a teaching session to fit the child’s current level of performance”
d.        TeoriPerkembangan Moral olehKohlbergdanThomas Lickona.
Kohlberg sebagaipakarperkembangan moral, bertumpupadateori Piaget yang menyatakanbahwaperkembanganafektif (affective development) terjadipadaanakusia 1 hingga 5 tahun. Saatituanakberadapada ”self oriented Morality”. Sebagaitahapanawaldariperkembangan moral kondisiinimerupakan “the Golden Rule” karenapadatahapaninimulaitumbuh “mutual respect” padadirianak. Kepadamerekamulaidapatdikenalkansopansantun, danperbuatanbaiklainnya, walauterkadangmendapatpertentangankarenamerekasulitdiaturdanberadapadamasaegosentris. Berbenturannyaantaraberfikiregosentrisdengan mutual respekmerupakan arena yang mengasyikkanbagitumbuhnyatransformasinilai-nilaipadadirianak. Kebajikanakantumbuhmelaluiserangkaian proses panjang yang melibatkandanmengasahlogikasertaemosisalingberbenturan. Namundarikondisiinilahakanmunculkecerdasanemosi yang akanmenjagapertumbuhan moral anakdapatberjalansemestinya. Thomas Lickona, bapakkarakterdari Cortland University menyatakanbahwapadausia 4 hingga 6 tahunanaktengahberadapadatahap ”PATUH TANPA SYARAT” (Authority Oriented Morality). Padafaseinianakmeperlihatkansikappenurut, mudahdiajakkerjasama, danmaumengerjakanperintah orang tuadan guru.
e.        TeoriEkologidanKontekstualolehBronfenbrenner
Bronfenbrennermengembangkanteoriperkembangananak yang dipengaruhiolehberbagaifaktor yang mencakupkehidupanmanusia. Ringkasnyateoriinimengatakanbahwaperkembangananakdipengaruhiolehkonteksmikrosistem (keluarga, sekolahdantemansebaya), konteksmesosistem (hubungankeluargadansekolah, sekolahdengansebaya, dansebayadenganindividu), konteksekosistem (latarsosial orang tuadankebijakanpemerintah), dankonteksmakrosistem (pengaruhlingkunganbudaya, norma, agama, danlingkungansosial di manaanakdibesarkan.
TeoriBronfenbrennerinimembantumemberikanpenjelasankepada para pendidikuntukmemahamiberbagairisiko yang dapatmempengaruhi proses perkembangananaksecaranegatifmisalnyamasalahkemiskinan, kekerasanpadaanak, dankonflikdalamkeluarga. Seorang guru akanmenjalinhubungandengananak yang memilikilatarnegatifdenganmemberikanperhatiankhusus yang tidakdidapatkananakdarilingkungannya.


GLOSARI

Adzan                          : Kalimat yang dikumandangkan untuk mengumumkan bahwa waktu sholat telah tiba
Iqomah                       : Kalimat yang dikumandangkan untuk mengumumkan bahwa waktu sholat akan segera dimulai
God Spot                    : Lokus Ketuhanan (Spiritual) pada setiap otak manusia
Pree Frontal Corteks : Bagian otak yang terletak di sekitar pelipis mata yang membedakan antara manusia dan hewan
Sensomotoris             : Menggunakan semua indra penglihatan
Praoperasional          :Mengenal lambang-lambang bahasa yang digunakan untuk menunjuk benda-benda
KonkritOperasional   : Berpikir logis dan ssistematis untuk mencapai pemecahan masalah
Formal Operasional  : Menerapkakan cara berpikir terhadap permsalahan yang konkret maupun abstrak
Sosiokultural              : Berkenaan dengan segi soial dan budaya masyarakat
Konstruktivisme        : Upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar