Ajaibnya Adzan Untuk Mencerdaskan Otak Anak
Adzan dan Iqomah dalam agama
islam merupakan kunci kecerdasan anak setelah lahir, karena keajaibannya sampai
tak terkalahkan bagi bayi setelah lahir dibandingkan dengan kalimat lainnya. Berikut
aspek pendidikan yang terkandung di dalam kalimat adzan :
1.
Kalimat Allahu Akbar Allahu Akbar, yang
menunjukkan bahwa Allah SWT adalah yang “Paling Besar” melebihi apapun. Ini
merupakan pengenalan pertama kepada Dzat Yang Maha Segala-galanya daripada
manusia dan makhluk lainnya.
2.
Kalimat Ashadu alla ilaha illallah,
adalah persaksian bahwa tidak ada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah SWT. Lafadz ini merupakan ajakn pertama
kepada anak untuk bersyahadat sebagai simbol masuk islam.
3.
Kalimat Ashhadu anna muhammadar
rasulullah, merupakan kalimat syahadat yang kedua sebagai persaksian bahwa nabi
muhammad SAW adalah utusan allah SWT
4.
Kalimat hayya ‘alash shalah, merupakan
kalimat ajakan untuk melakukan ibadah sholat yaitu ibadah yang paling utama
bagi orang islam
5.
Kalimat hayya ‘alal falah yang merupakan
seruan untuk meraih kemenangan atau keberuntungan. Ini merupakan ajakan yang
sangat global dimana arti kemenangan disini sebagai meraih kemenangan dunia (
pekerjaan yang layak) dan akhirat ( keberhasilan dalam ibadah). Di sinilah
kalimat dari sambutan orang tua yang mengajarkan kepada anak agar anak dapat
bekerja keras mencari dan mewujudkan cita-cita agar kelak menjadi anak yang
sukses dan dapat membanggakan kedua orangtuanya namun tidak terlepas dari rasa syukur
yang semata-mata bahwa kesuksesan yang telah didapat berasal dari Allah SWT,
arif dan bijaksana dalam berperilaku.
6.
Kalimat Allahu Akbar Allahu Akbar yang
mengungkap hakikat kebesaran Allah. Anak ditegaskan kembali bahwa atas
kebesaran dan kehendak Allah SWT, anak itu dilahirkan ke dunia. Maka si anak
pun harus mengakui hal tersebut dan bukan yang lain.
7.
Kalimat Laa ilaha illallah merupakan
penegasan kembali bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Esa, satu-satunya Dzat
yang wajib disembah. Orang tua mengajari anak setelah lahir bahwasanya tidak
ada tuhan yang wajib disembah selain Allah SWT.
Pada
kalimat adzan yang dilakukan orangtua saat anak baru lahir pada telinga kanan
dan kalimat iqamah pada telinga kiri sesungguhnya orangtua itu mengaktifkan
“God Spot” anak agar tertanam dan berakar dalam jiwa raganya selama hidupnya.
God Spot itu terletak di bagian atas pelipis setiap orang, dalam ilmu biologi
di sebut Pree Frontal Corteks (PFC), dimana bagian tersebut terdapat lokus
spiritualitas atau ketuhanan pada manusia. Di PFC itulah sebagai pusat
pengendali sebuah tindakan yang dilakukan seseorang, bilaman PFC itu rusak oleh
hal tertentu maka oarng tersebut dapat berperilaku seperti hewan. Maka dari
itulah PFC di Aktifkan semenjak baru lahir agar dapat “On” sebagai peredam
perbuatan yang tidak baik.
Kaitan
isi resum buku diatas dari segi ilmu Psikologi Pendidikan
Beberapateori yang akandiungkapkansecararingkasantaralain :
a.
TeoriPerkembanganKognitifolehPiaget
Ada
beberapatahapperkembangankognitif yang digagasPiaget :
-
TahapSensomotoris
( usia 0 hingga 18 bulan )
-
TahapPraoperasional
( usia 1 bulanhingga 6 atau 7 tahun )
-
TahapKonkritOperasional
( usia 8 tahunhingga 12 tahun )
-
Tahap
Formal Operasional ( usia 12 tahunhinggausiadewasa )
Anakusiadini
yang berusia 4 hingga 6 tahunberadapadatahapanini. Di
manaanakmampuberfikirtentangobyekbenda, kejadian, atau orang lain.
Anaksudahmulaimengenal symbol berupa kata-kata, angka, gambardangeraktubuh.
Namuncaraberfikirinimasihtergantungpadaobyekkonkritdanrentangwaktukekinian,
ssertatempat di manaiaberada. Merekabelummampuberfikirabstraksehingga
symbol-simbol yang konkritsangatdibutuhkanuntukdapatdipahamimereka.
Misalnyadalammengenalkanangkamestidiiringidenganobyeknyataberupagambarataubenda-bendalainnya
yang jumlahnyasesuaidenganangkatersebut.
Selainituanakjugabelummampumengaitkanwaktusekarangdenganwaktulampau.
b.
TeoriPerkembanganPsikososialolehErik
Erikson
Erikson
(1902-1994)
membagitahapanperkembanganpsikososialinikedalamdelapanrentangperkembangan, yang
dalamrentangusia 3 hingga 6 tahunantengahberadadalamtahapanInisiatif. Menurut
Erikson rentanginisiatifiniberadadalamperkembanganemosi. Peran guru
sebagaipenidikmestimampumenghadirkanemosipositifdalammengringi proses
pendidikan. Hal iniakanmembantuanakdalammengelolakonflik-konflik yang
terjadiakibatbenturanemosipositifdanemosi negative
dalampergaulansehari-harimereka yang berhubunganantarmanusiadanlingkungannya.
Seoranganakdenganperkembanganemosi yang
baikpadatahapsebelumnyaakanberpotensiberkembang kea rah yang positif.
Merekakreatif, antisiusmelakukansesuatu, sukabereksperimen, berimajinasi,
beranimengambilrisikodansenangbergauldengan sesame teman.
Namunsemuainitergantungpadakondisi yang disiapkanpendidikkepadamereka.
Jikaanak-anaksukadipujidanhasilkaryanyadihargaitentusajaakanmenumbuhkan emosipositif yang
bergunamenguatkanperkembangankepribadiannya. Sebaliknyajikaiasukadikritik,
dilabelsebagaianaknakaltentusajaakanmunculemosi negative yang akanmenumbuhkan
rasa bersalahpadadirimerekasebagaianak. Padasaattertentu rasa bersalahmestidihadirkan
yang membantumembangun rasa tanggungjawab yang
dalamkepatutanakanmendukungtumbuhnyakarakterbaikpadadirianak. Semakin rasa
tanggungjawabtumbuhdalamdirianakmaka rasa
inisiatifakansemakinberkembangdalamdirimereka.
c.
TeoriSosio-KulturalolehVygotsky
Vygotsky
(1896-1934) sangatsetujudenganadanyapesanbudayadalam proses pembelajaran di
sekolah. Iamengatakanbahwakontribusibudaya, interaksi social,
dansejarahdalampengembangan mental individual sangatberpengaruh,
khususnyadalamperkembanganbahasa, membacadanmenulispadaanak. Pembelajaran yang
berbasispadabudayadaninteraksisosialmengacupadaperkembanganfungsi mental
tinggi, yang terkaitdenganaspeksosio-historis-kultural.
Ketigahaliniakansangatberdampakterhadappersepsi, memoridanberpikiranak.
Iamenganjurkanpentingnyamelakukaninteraksisosiokultural yang menjadisaranaatau
tools di dalam proses pembelajaran di sekolah. Pengalaman-pengalamananak yang
mempertemukannyadenganbudayadibutuhkannyauntukdapatmeraih “Zone of Proximal
Development.”
Khususterhadappendidikananakusiadiniteorikonstruktivisme
modern olehVygotksydibagidalamtigatahapyaitu:
1)
TahapZonaPerkembangan
(Zone of Proximal Development (ZPD)).
Suatu ide
bahwaanakusiadinibelajarkonsep paling
baikapabilakonsepituberadadalamzonaperkembanganterdekatmereka. Artinya,
suatujarakantaraketerampilan yang sudahdimilikiolehanakdenganketerampilanbaru
yang diperolehdenganbantuandari orang dewasa (adult/caregiver/orang tua/guru)
atauorang yang terlebihdahulumenguasaiketerampilantersebut (knowledgeable
person/peer/siblings).
2)
TahapPemaganganKognitifatau
cognitive apprenticeship.
Adalahsuatuistilahuntuk
proses pembelajaran di mana guru
menyediakandukungankepadaanakusiadinidalambentuk scaffold
hinggaanakusiadiniberhasilmembentukpemahamankognitifnya.
3)
Scaffolding
atau mediated learning,
Yaitudukungantahap
demi tahapuntukbelajardanpemecahanmasalahsebagaisuatuhal yang
pentingdalampemikirankonstruktivismemodern. Scaffolding is adjusting the
support offered during a teaching session to fit the child’s current level of
performance”
d.
TeoriPerkembangan
Moral olehKohlbergdanThomas Lickona.
Kohlberg
sebagaipakarperkembangan moral, bertumpupadateori Piaget yang
menyatakanbahwaperkembanganafektif (affective development) terjadipadaanakusia
1 hingga 5 tahun. Saatituanakberadapada ”self oriented Morality”.
Sebagaitahapanawaldariperkembangan moral kondisiinimerupakan “the Golden Rule”
karenapadatahapaninimulaitumbuh “mutual respect” padadirianak.
Kepadamerekamulaidapatdikenalkansopansantun, danperbuatanbaiklainnya,
walauterkadangmendapatpertentangankarenamerekasulitdiaturdanberadapadamasaegosentris.
Berbenturannyaantaraberfikiregosentrisdengan mutual respekmerupakan arena yang
mengasyikkanbagitumbuhnyatransformasinilai-nilaipadadirianak.
Kebajikanakantumbuhmelaluiserangkaian proses panjang yang
melibatkandanmengasahlogikasertaemosisalingberbenturan.
Namundarikondisiinilahakanmunculkecerdasanemosi yang akanmenjagapertumbuhan
moral anakdapatberjalansemestinya. Thomas Lickona, bapakkarakterdari Cortland
University menyatakanbahwapadausia 4 hingga 6 tahunanaktengahberadapadatahap
”PATUH TANPA SYARAT” (Authority Oriented Morality).
Padafaseinianakmeperlihatkansikappenurut, mudahdiajakkerjasama,
danmaumengerjakanperintah orang tuadan guru.
e.
TeoriEkologidanKontekstualolehBronfenbrenner
Bronfenbrennermengembangkanteoriperkembangananak
yang dipengaruhiolehberbagaifaktor yang mencakupkehidupanmanusia.
Ringkasnyateoriinimengatakanbahwaperkembangananakdipengaruhiolehkonteksmikrosistem
(keluarga, sekolahdantemansebaya), konteksmesosistem (hubungankeluargadansekolah,
sekolahdengansebaya, dansebayadenganindividu), konteksekosistem (latarsosial
orang tuadankebijakanpemerintah), dankonteksmakrosistem
(pengaruhlingkunganbudaya, norma, agama, danlingkungansosial di
manaanakdibesarkan.
TeoriBronfenbrennerinimembantumemberikanpenjelasankepada
para pendidikuntukmemahamiberbagairisiko yang dapatmempengaruhi proses
perkembangananaksecaranegatifmisalnyamasalahkemiskinan, kekerasanpadaanak,
dankonflikdalamkeluarga. Seorang guru akanmenjalinhubungandengananak yang
memilikilatarnegatifdenganmemberikanperhatiankhusus yang
tidakdidapatkananakdarilingkungannya.
GLOSARI
Adzan : Kalimat yang
dikumandangkan untuk mengumumkan bahwa waktu sholat telah tiba
Iqomah : Kalimat yang
dikumandangkan untuk mengumumkan bahwa waktu sholat akan segera dimulai
God Spot : Lokus Ketuhanan (Spiritual) pada setiap otak manusia
Pree Frontal
Corteks : Bagian otak yang
terletak di sekitar pelipis mata yang membedakan antara manusia dan hewan
Sensomotoris : Menggunakan
semua indra penglihatan
Praoperasional :Mengenal
lambang-lambang bahasa yang digunakan untuk menunjuk benda-benda
KonkritOperasional : Berpikir
logis dan ssistematis untuk mencapai pemecahan masalah
Formal Operasional : Menerapkakan
cara berpikir terhadap permsalahan yang konkret maupun abstrak
Sosiokultural : Berkenaan
dengan segi soial dan budaya masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar